Regional

Tia Fitriani Dilantik Menjadi Ketua FPPI Jawa Barat Periode 2021-2026

BANDUNG.SJN COM.-DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Provinsi Jawa Barat menggelar Musyawarah Daerah (Musda) II yang dihadiri Ketua Umum Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Marlinda Irwanti beserta pengurus DPP FPPI Pusat. Dalam Musda II FPPI Jawa Barat ini terpilih secara aklamasi Tia Fitriani sebagai Ketua Umum FPPI Jawa Barat.

Pada kesempatan tersebut dilaksanakan Pelantikan Ketua dan Pengukuhan Pengurus DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Jawa Barat Periode Masa Bakti 2021-2026.Acara diadakan di Fox Harris Hotel City Center Bandung. Sabtu (18/12/2021). Dengan Tagline ‘Perempuan Maju-Jabar Juara-Indonesia Sejahtera”.


Kegiataan ini, dihadiri 27 DPC FPPI seluruh Jawa Barat, Kepala Kesbangpol Jabar Iif Hidayat, Kepala Bidang PKHP Ibu Ari Antari Ratna Dewi, Ketua BKOW Jabar Euis Siti Julaeha Sahidin,serta Perwakilan Organisasi Perempuan di Jawa Barat.

Dalam sambutannya Ketua Umum Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Marlinda Irwanti mengatakan bahwa keberadaan FPPI adalah untuk memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki dalam aspek hukum, sosial, budaya, ekonomi, kesejahteraan, dan meningkatkan harkat martabat perempuan diantaranya dengan meningkatkan taraf pendidikan.

“Kami ingin keberadaan FPPI dapat membantu pemerintah dalam hal mengubah pandangan masyarakat yang bias gender terhadap perempuan dan meningkatkan kapasitas dan produktivitas kerja perempuan melalui pendidikan formal dan non-formal, serta pelatihan, pendampingan dan pengkajian. Kami juga ingin mencari peluang bagi perempuan untuk meningkatkan peran sosial dan ekonominya terhadap keluarga dan masyarakat serta memperjuangkan keadilan dan hak-hak perempuan dalam bidang hukum dan HAM,” ujar Marlinda.
Kedepan, lanjut Marlinda, fokus program FPPI adalah memberdayakan perempuan di semua sektor kehidupan dengan penguatan teknologi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan teknologi/wirausaha daring ujarnya.

Terkait dengan Intoleransi serta Radikalisme saya menugaskan Ketua FPPI Jawa Barat untuk melakukan sosialisasi, kordinasi dan komunikasi agar masalah Intolerasi dan Radikalisme harus kita selesaikan melalui pendekatan keluarga inti yaitu keluarga karena Perempuan sebagai Ibu Bangsa berada dititik utama dalam keluarga harus cerdas menyikapi hal-hal tersebut. Jadi masalah Intoleransi , masalah Radikalisme, masalah kekerasan dalam rumah tangga dan tupoksi anak-anak seharusnya bisa dilakukan dalam rumah.

Perempuan harus cerdas, Perempuan yang mandiri, punya akses pendidikan, punya akses ekonomi sehingga dia bisa mendiddik anaknya menjadi anak-anak yang cerdas, mandiri dan Perempuan Jawa Barat menjadi tiang dan tolak ukur menjadi indikator dalam menyelesaikan semua permasalahan khususnya di Jawa Barat ungkap Marlinda Irwanti.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam arahannya secara virtual memaparkan kepada Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Jawa Barat mengatakan Melalui Musda II, kamii berharap FPPI di Jawa Barat menjadi Garda Teerdepan dengan melindungi, memberdayakan kaum perempuan di Jawa Barat. Perempuan adalah Pembaharu generasi di setiap keluarga dan bangsa yang maju dapat dilihat semua itu, dari kemajuan , kesejahteraan dari kaum perempuannya.

Bangsa yang maju dan berkeadilan tentunya harus mampu mensejahterakan, melindungi demi memajukan kaum perempuan karenanya saya mengajak FPPI Jawa Barat bersama-sama Pemprov Jawa Barat terlibat aktif, berkoloborasi membangun Jawa Barat Juara Lahir Bathin melalui Kemajuan dan Perlindungan Perempuan di Jawa Barat tandasnya.

Dalam sambutannya setelah dilantik secara resmi sebagai Ketua Umum FPPI Prrovinsi Jawa Barat Tia Fitriani mengatakan prioritas program awal setelah terpilih menjadi Ketua DPD FPPI Jabar, di antaranya: Mewujudkan amanah dari Ketum DPP FPPI untuk segera terjun ke masyarakat. Aksi nyata itu, menemui para Perempuan Jawa Barat yang masih memerlukan berbagai bantuan. Yang paling khusus menurutnya, harus ada upaya segera menekan angka kriminalitas, apalagi menekan kasus kekerasan seksual yang meresahkan kita akhir-akhir ini.

“Lainnya, fenomena darurat lingkungan ini harus bisa diminimalisir. Aksinya, para perempuan harus memulai menangani produk limbah rumah tangga secara mandiri. Contohnya, menangani limbah minyak jelantah. Ini sepertinya hanya hal kecil, padahal sangat penting ujar Tia Fitriani

Lebih jauh Tia Fitriani menuturkan saat ini terjadi kerusakan lingkungan, akibat ketidakpahaman kita menangani limbah tersebut. Limbah ini, banyak dibuang begitu saja. Bila dibuang ke tanah, akan menutup pori-pori tanah, dan berakibat tanah menjadi mengeras. Lalu tanah itu, tidak produktif, bila dibuang ke sungai atau air, akan mengganggu ekosistem atau biota sungai maupun laut. Segera para perempuan di Jawa Barat, harus lebih peduli terhadap aspek lingkungan, dan kami akan mengajarkan bagaimana mengolah produk-produk limbah ini menjadi sesuatu yang berguna. Termasuk, nantinya akan meningkatkan perekonomian mereka.” tegas Tia Fitriani.

(difa)