Ekonomi

HARI IKAN NASIONAL, Atalia Apresiasi Seblak dan Ranginang Ikan Produk UMKM

BANDUNG.SJN COM.-Ketua Forikan Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengapresiasi seblak dan ranginang ikan produk UMKM. Inovasi makanan ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kegemaran masyarakat mengonsumsi ikan.

Saat ini konsumsi ikan masyarakat masih terbilang rendah disebabkan banyak hal seperti rasanya yang anyir, takut tertusuk duri, atau cara pengolahan yang rumit, atau budaya yang tidak terbiasa makan ikan.

“Banyak ibu-ibu yang jarang memberi masakan ikan untuk anaknya karena takut kena duri. Sehingga penting untuk membudayakan makan ikan ini. Menarik karena di sini ada olahan ikan dengan disajikan berbentuk seblak. Itu sesuatu yang disukai anak-anak,” ujar Atalia dalam peringatan Hari Ikan Nasional ke-8 di halaman depan kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jabar, Kamis (25/11/2021).

Selain seblak ikan, Atalia juga memuji kreativitas makanan kerupuk yang terbuat dari tepung plus sari ikan, kulit ikan, sampai bisa dibikin ranginang ikan.

“Ikan tidak selalu identik bentuk ikan, tapi bisa diperkenalkan dalam bentuk dan kemasan berbeda agar mudah disukai anak- anak. Contohnya olahan ikan tidak hanya jadi kerupuk kulit tapi jadi ranginang yang khas Jawa Barat,” kata Atalia.

Hari Ikan Nasional diperingati tiap 21 November. Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan menggelar bazaar produk ikan yang diikuti 30 pelaku UMKM dari 27 kabupaten/kota. Jabar pun berpartisipasi secara daring dalam kegiatan makan ikan serentak 34 provinsi dan 13 negara yang jadi puncak peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) 2021.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berharap kebutuhan protein masyarakat bisa terpenuhi dari ikan. Menurutnya, KKP memiliki tiga program terobosan guna memastikan keberlanjutan sumber daya ikan. “(Kita) mengelola sumber daya kelautan tetap sehat supaya hasilnya bisa memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Adapun ketiga terobosan KKP yakni penangkapan ikan secara terukur guna meningkatkan kesejahteraan nelayan, kemudian perikanan budidaya untuk meningkatkan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan. Terakhir, pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, payau, dan air laut berbasis kearifan lokal.

Menteri Trenggono meminta akademisi melahirkan riset mendalam tentang kelautan dan perikanan. “Produktivitas sektor perikanan kita akan diregulasi dengan penangkapan yang terukur berbasis kuota. Pengembangan kampung budidaya kita kembangkan dengan perikanan-perikanan darat yang punya ekonomi tinggi, salah satunya ikan belida,” sebutnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyebut Harkannas sebagai momentum meningkatkan kesadaran akan pentingnya makan ikan. Diharapkan ikan bisa menjadi asupan yang berperan dalam menciptakan generasi yang tangguh dan unggul. Dia pun mengajak masyarakat untuk selalu makan ikan.

“Harkannas ke-8 dapat jadi momentum kesadaran masyarakat pentingnya makan ikan untuk memunculkan generasi tangguh dan menjadikan sektor kelautan dan perikanan penggerak ekonomi nasional. Ayo kita makan ikan,” kata Menkomarves Luhut yang hadir secara daring.(hms)