Ekonomi

PETANI MILENIAL, Ainul Yaqin, Lulusan S2 yang Memilih Jadi Petani

KARAWANG.SJN COM.-Ainul Yaqin (28) mantap memilih menjadi petani. Selain memiliki latar belakang keluarga petani, ia juga punya pendidikan bidang pertanian.

Ia merupakan sarjana pertanian lulusan kampus Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Ainul melanjutkan kuliah S2 di Universitas Gajah Mada, jurusan Master Bisnis.

Meski mengantongi gelar S2, Ainul mantap terjun sebagai petani, bukan memilih bekerja sebagai pegawai kantoran. Pilihannya berbuah manis. Ainul berhasil menjadi petani milenial yang sukses.

Bertahun-tahun menempuh pendidikan di Yogyakarta, Ainul kemudian pulang kampung ke Banyusari, Kabupaten Karawang. Saat pulang, ia mendapati lahan sawah tidak digarap maksimal, bahkan banyak terbengkalai. Padahal lahan subur dengan pengairan yang sangat bagus.

Demikian juga dengan penggilingan padi , usaha lain milik ayahnya. Lebih mirip seperti gudang penyimpanan tak terurus. Ia pun mulai turun ke sawah membantu keluarganya sekitar tahun 2017. Dua tahun kemudian, ia dipercaya untuk meneruskan usaha pertanian milik keluarga.

Lahan milik sendiri ia tanami padi. Luasnya sekitar 50 hektare lebih.
Dengan ilmu yang didapat semasa kuliah, ia menerapkan prinsip bertani secara modern.

Kini ia bersama petani lainnya, sekitar 60 pemilik lahan, bersama-sama menjalankan pertanian padi dengan menggunakan teknologi modern.

“Panen terakhir, kami bisa mendapatkan 320 ton padi,” jelasnya kepada Tim Humas Jabar, Sabtu (13/11/2021).

Dengan hasil panen berlimpah, Ainul mulai memikirkan konsep penyimpanan atau pergudangan modern. Penggilingan padi kini ia ubah menggunakan peralatan terbaru. Penggilingan bahkan sudah menjadi pabrik lumayan besar, yang membantu penggilingan padi hasil panen petani. Maret 2020, bersamaan dengan munculnya pandemi, Ainul justru membangun penggilingan modern dan merekrut 30 pekerja.

“Masih terus dibangun, saat ini masih pakai mesin bersumber tenaga BBM, inginnya diganti dengan tenaga listrik,” ujarnya.

Gayung bersambut ia mendapatkan bantuan melalui skema KUR dari Bank bjb. Sedikit membantu rencananya dalam membangun bisnis pertaniannya.

“Saya dan petani muda lainnya mendapatkan pengajuan bantuan KUR dari bank bjb,” sambungnya.

Manfaatkan drone
Ainul Yaqin, Manfaatkan Teknologi untuk Bertanam Padi di Karawang

KARAWANG – Ainul Yaqin, 28 tahun, mantap memilih menjadi petani. Selain memiliki latar belakang keluarga petani, ia juga memiliki latar belakang pendidikan bidang pertanian.

Ia merupakan sarjana pertanian lulusan kampus Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Ia melanjutkan kuliah S2 di Universitas Gajah Mada, jurusan Master Bisnis

Meski mengantongi gelar S2, ia mantap untuk terjun sebagai petani, bukan memilih bekerja sebagai pegawai kantoran. Pilihannya berbuah manis. Ia berhasil menjadi petani milenial yang sukses.

Bertahun-tahun menempuh pendidikan di Yogyakarta, Ainul kemudian pulang ke Banyusari , Kab. Karawang, Jabar. Saat pulang, ia mendapati lawan sawah diwilayahnya tidak digarap maksimal, bahkan banyak terbengkalai. Padahal lahan subur dengan pengairan yang sangat bagus.

Demikain juga dengan penggilingan padi , usaha lain milik ayahnya. Lebih mirip seperti gudang penyimpanan tak terurus. Ia pun mulai turun kesawah membantu keluargnya sekitar tahun 2017. Dua tahun kemudian, ia dipercaya untuk meneruskan usaha pertanian milik keluarga.

Lahan milik sendiri ia tanami padi. Luasnya sekitar 50 hektare lebih. Dengan ilmu yang didapat semasa kuliah, ia menerapkan prinsip bertani secara modern.

Kini ia bersama petani lainnya, sekitar 60 pemilik lahan, bersama-sama menjalankan pertanian padi dengan menggunakan teknologi modern.

“Panen terakhir, kami bisa mendapatkan 320 ton padi,” jelasnya dihubungi tim humas Pemprov Jabar, Sabtu (13/11/2021).

Dengan melimpahnya hasil panen, ia pun memikirkan konsep penyimpanan atau pergudangan modern. Penggilingan padi kini ia rubah dengan menggunakan peralatan terbaru. Penggilingan bahkan sudah menjadi pabrik lumayan besar, yang membantu penggilingan padi hasil panen petani. Maret 2020, bersamaan dengan munculnya pandemi, ia justru membangun penggilingan modern dan merekrut 30 pekerja.

” Masih terus di bangun, saat ini masih pakai mesin bersumber tenaga BBM, inginnya diganti dengan tenaga listrik,” tegasnya.

Beruntung, ia mendapatkan bantuan melalui skema KUR dari Bank BJB. Sedikit membantu rencananya dalam membangun bisnis pertaniannya.

“Saya dan petani muda lainnya mendapatkan pengajuan bantuan KUR dari bank bjb,” sambungnya. (hms)