Ekonomi

WEST JAVA INVESTMENT SUMMIT (WJIS) 2021 BUKA PELUANG INVESTASI DI JAWA BARAT.

BANDUNG.SJN COM.-West Java Investment Summit (WJIS) 2021 resmi dibuka. Event akan berlangsung sevara hybrid di Savoy Homan, Kota Bandung, pada Kamis – Jumat (21 – 22/10/2021). The 3RD WJIS digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat bersama Pemda Provinsi Jawa Barat.

Event ini merupakan yang ketiga kali digelar laksanakan dan kedua kali dilakukan di saat pandemi atau mulai 2019, 2020, dan 2021. Ajang ini mempromosikan 31 proyek besar- sedang untuk ditawarkan ke calon investor.

Tercatat ada 1.100 calon investor dari dalam dan luar negeri yang sedang menjajaki investasi melalui West Java Investment Summit 2021. Hingga tengah hari transaksi mencapai Rp6,5 triliun.

Adapun investasi yang ditawarkan di antaranya Metropolitan Rebana dengan 13 kota industri barunya. Sedangkan Jabar bagian selatan investasi fokus pada bidang kemaritiman, pariwisata dan pertanian.

Potensi investasi di kawasan Rebana dan Jabar selatan Rp392,4 trilirun. Sisanya akan terus dinegosiasikan selama dua hari pelaksanaan WJIS.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbeda dengan WJIS tahun sebelumnya yang fokus pada ketahanan ekonomi di era pandemi, WJIS ketiga tahun ini lebih kepada peningkatan ekonomi pascapandemi yang peluangnya terbuka lebar.

Kawasan Jabar utara dan selatan menjadi penting ditawarkan dalam WJIS karena dari total hampir 50 juta penduduk Jabar, mayoritas berada di wilayah Jabar tengah ke utara dengan karakteristik industrial dan modern.

Sisanya berada di wilayah tengah ke selatan dengan bentuk geografis yang curam karena banyak pegunungan

“50 juta warga jabar mayoritas tinggalnya di tengah ke utara karena tanahnya datar, tapi dari wilayah tengah ke selatan curam namun mengandung keindahan. Oleh karena itu pembangunan Jabar tengah ke utara banyaknya modernisasi dan industrialisasi sedangkan tengah le selatan banyak alam,” ujar Ridwan Kamil.
Kang Emil bilang Jabar memiliki prinsip pemerintahan proaktif (proactive government) atau investasi ketok pintu. Hasilnya setiap investasi di Jabar baik PMA maupun PMDN selalu tertinggi di Indonesia.

“Kami punya prinsip proactive government, jadi kalau mau investasi tinggi harus ketok pintu bukan jaga warung. Inilah yang menyebabkan kami setiap tahun investasinya selalu tertinggi di Indonesia,” ujar Kang Emil.

“Saya laporkan juga awal November nanti saya diminta menemani Pak Luhut ke Abu Dhabi untuk safari investasi di mana salah satu yang akan ditawarkannya adalah kawasan Rebana,” tambahnya.

Di era pascapandemi ini, Jabar memiliki tujuh ekonomi baru yang bisa dijadikan sasaran investasi. Di antaranya, destinasi investasi Asean, kedaulatan pangan, investasi bidang kesehatan, manufaktur 4.0, digital, green economy dan pariwisata lokal.

“Investasi baterai mobil listrik Hyundai itu ada di green ekonomi, kemarin puluhan triliun sudah dihadirkan oleh LG untuk pengembangan baterai, jadi ekosistem mobil listrik itu paling kuat di Jabar,” kata Kang Emil.
Menurut Kepala Dinas Pernanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Jabar Noneng Komara Nengsih, 31 proyek yang ditawarkan memiliki nilai Rp41,06 triliun. Selama dua hari pemilik proyek seperti swasta, BUMN, BUMD, maupun pemerintah daerah akan melakukan pertemuan dengan calon investor baik dari dalam dan luar negeri.

“31 proyek ini akan diperkenalkan dan ditawarkan kepada calon investor dari 17 negara. Akan ada pertemuan tatap muka dua pihak yang difasilitasi Pemda Provinsi Jabar dan Bank Indonesia Jabar,” ujarnya dalam sambutan pembukaan WJIS, Kamis (21/10/2021).

Selain 31 proyek yang akan ditawarkan, dalam event ini juga ditandatangani 33 MoU antara Pemda Provinsi Jabar dengan pemda kabupaten/kota serta sejumlah BUMD di Jabar. Nilau MoU diperkirakan mencapai Rp6,5 triliun.

Noneng mengatakan pada semester I/2021 Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan total Rp72,46 triliun.

Event WJIS yang berlangsung selama dua hari ini menjadi salah satu upaya mendorong peningkatan investasi di Jabar. WJIS menjadi ajang promosi potensi dan peluang investasi di Jabar. WJIS 2021 bisa menjadi sarana komunikasi yang baik untuk investor yang hendak menanamkan modal ke Jabar.

Kata Noneng, dengan mengambil tema “Navigating Post-COVID World: Investment Growth for Resilient West Java” diharapkan investasi bisa menjadi salah satu jalan keluar sekaligus menyongsong kondisi ekonomi pasca -COVID-19.

“Menunjukkan bahwa Jabar menjadi wilayah penting dalam mendorong Investasi di Indonesia, ” tuturnya.

Berbeda dengan dua penyelenggaraan sebelumnya, WJIS ini memperkenalkan dua kawasan ekonomi baru sebagai daya tarik baru, yakni Metropolitan Rebana dan Jabar Selatan.

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jabar Herawanto menegaskan pentingnya pemerataan investasi antara Jabar bagian utara dan selatan dalam rangka mendorong resiliensi dan inklusivitas pertumbuhan ekonomi Jabar.

Di kawasan utara, potensi investasi Jabar terkait dengan proyek Segitiga Rebana (Cirebon – Subang – Majalengka) yang kompleks dan canggih. Kawasan pertumbuhan ekonomi baru ini dirancang untuk menjadi kawasan dengan beberapa smart city metropolitan dan kawasan industri yang dikelilingi oleh infrastruktur pendukung yang penting seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan jalan tol di antaranya Tol Cisumdawu.

Di kawasan selatan, investasi Jabar diarahkan pada berbagai proyek ekonomi hijau (green economy) yang terdiri dari proyek sektor pariwisata serta proyek sektor pertanian.

“Secara khusus, proyek-proyek tersebut diharapkan akan menjawab keprihatinan penting investor global tentang masalah ekonomi hijau akibat perubahan iklim yang dialami secara global,” ujarnya.

Bank Indonesia mencatat Jabar merupakan provinsi kontributor terbesar ketiga bagi perekonomian Indonesia. Salah satu elemen penting dalam mendorong perbaikan ekonomi dan mendukung pencapaian resiliensi ekonomi Jawa Barat adalah investasi.

Sumbangan investasi terhadap perekonomian Jawa Barat mencapai 24,88 persen dari PDRB atau komponen kedua terbesar setelah konsumsi.

Sejalan dengan hal tersebut, Jabar menjadi destinasi investasi utama secara nasional, baik investasi yang bersumber dari PMA dan PMDN.

Realisasi investasi di Jabar yang tetap tinggi di tengah pandemi didukung oleh tiga hal, yakni infrastruktur pendukung yang memadai, SDM lebih berkualitas, dan dukungan pemerintah daerah. Seperti iklim investasi baik seperti proses perizinan mudah, promosi investasi berkelanjutan, serta dukungan Pemerintah Pusat seperti melalui berbagai proyek infrastruktur nasional di Jabar.

Event The 3RD WJIS merupakan puncak rangkaian kegiatan Road to WJIS 2021, yaitu Forum Infrastruktur, Peluncuran Ekosistem Investasi Jawa Barat, dan Peningkatan Kapasitas Presentasi Ikhtisar Proyek Investasi.

Acara puncak WJIS 2021 secara resmi dibuka dengan penyampaian keynote speech Gubernur Bank Indonesia oleh Perry Warjiyo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.

Adapun sebagai tuan rumah, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat Herawanto, serta Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Barat dan Noneng Komara Nengsih turut menyampaikan sambutan pembuka WJIS 2021 (die)