Ragam

Masuki level 2 Dimasa covid-19, Usaha Rumahan milik Ibu Nyanyah Mulai Membaik.

GARUT,SJN COM.-Tidak kita pungkiri bahwa pandemi covid-19 memberi dampak yang kurang baik, terutama dibidang ekonomi.

Dampak itu sangat dirasakan oleh bu Nyanyah yang sudah bergelut selama 4 tahun dibidang usaha makanan moci,dimana usaha mocinya saat pandemi covid-19 turun 25%-30%.

Bu Nyanyah yang merupakan istri dari pak Oman ( Kades terpilih Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabuten Garut) menjelaskan bahwa usaha nya dulu bisa masuk ke luar Kabupaten Garut.

“Sebelum pandemi covid-19 saya bersama suami bisa mengirim moci ke Tasik, Bandung, Cirebon dan Kuningan, setelah masuk masa pandemi covid-19 saya hanya bisa mengirim moci ke Tasik dan Pasar Ciawi tali Garut saja,” jelasnya kepada Swara Jabbar di kediamannya sekaligus tempat pembuatan moci, minggu (29/08/2021).

Bu Nyanyah mengatakan bahwa menurun usahanya dikarenakan sepinya para pelancong atau wisatawan.

“Kami menyimpan moci dipasar-pasar dan juga ditempat penjualan oleh-oleh, karena diberlakukan PPKM disetiap wilayah imbasnya para wisatawan tidak ada yang datang sehingga produk moci kami kurang laku, karena sebagian besar produk kami dibeli oleh para wisatawan,” katanya.

Dengan memasuki level 2 dimasa pandemi covid-19, bu Nyanyah bersyukur karena kini usahanya mulai membaik.

“Alhamdulillah kini memasuki level 2 dimasa covid-19 dimana usaha kami mulai berangsur membaik, semoga negara kita bisa segera terbebas dari covid-19 dan para pengusaha rumahan seperti kami bisa segera bangkit dan berkembang lagi,” pungkasnya.

Dalam pantauan Swara Jabbar, usaha rumahan pembuatan moci milik bu Nyanyah yang memproduksi moci dari awal pengolahan sampai pemasaran memiliki pekerjaan sebanyak 8 orang, dimana para pekerjanya asli warga lebak agung.

Masih dalam pantauan Swara Jabbar, produksi moci milik bu Nyanyah saat ini bisa memproduksi moci sebanyak 115 paket moci perharinya dimana satu paket berisi 10 dus kecil moci.

Penurunan usaha moci bu Nyanyah dilihat dari moci yang dikembalikan dimana sebanyak 25%-30% produk mocinya diambil kembali dikarekan tidak laku dipasaran.

Saat ini produk moci bu Nyanyah menerima sisa moci hanya 15%-20%, dengan produksi yang sama dan jumlah yang dikembalikan berkurang bu Nyanyah optimis usaha mocinya akan segera stabil kembali dan berkembang lagi.( Asep tp)