Parlementaria

Target Jalan Mulus (Jamu) Tidak Tercapai Akibat Refocusing Anggaran

BANDUNG.SJN COM.-DPRD Provinsi Jawa Barat menilai Refocusing anggaran 2020 telah membuat target untuk membuat jalan-jalan di Jawa Barat mulus menjadi berat dan tidak mungkin, sektor infrastruktur termasuk didalamnya urusan jalan, terimbas sampai diangka 70 persenan.

Hal ini diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Daddy Rohanady kepada BEDAnews.com di Ruang Loby Gedung DPRD jabar Jalan Diponegoro 27 Bandung. Jumat (4/6/2021).

Realisasi Jalan mulus kita sekarang berat, hitungannya gak akan mungkin, karena Dinasnya gak akan sanggup mendekati angka 95 %, kemarin turun di angka 92, turun lagi di angka 87-88, kemarin saya konfirmasi, 1 UPTD menyatakan sisanya dibawah 80 Persen.
“Itu artinya kita tahu, kalau satu UPTD di bawah 80 Persen kita punya 6 UPTD, logikanya mencapai angka 85 Persenan aja berat. Itu hitungan saya . Sektor infrastruktur terimbas hampir sama diangka 70 persen.”ujar Daddy.

Lebih lanjut Daddy berharap refocusing anggaran tahun2021 yang ditandai dengan keluarnya Surat Edaran Sekda Jabar No: 91/KU.01/BPKAD.tentang penundaan Pelaksanaan Kegiatan dan Pencairan Belanja Daerah pada APBD Jabar tahun anggaran 2021. Hitungannya gak separah itu, gak nyampai 70 lah, saya berharap kalau toh ada koreksi tidak sampai 50, saya berharap 20-30 persenan.

“Kalau terulang sampai 50 persen saja saya jamin 30 IKU (Indikator Kinerja Utama)yang ditargetkan itu banyak yang gak akan tercapai. Saya jamin.” Sebutnya.
Lebih lanjut disebutkannya, Point saya saya satu soal jalan secara keseluruhan, indikatornya gampang lihat presentase kemantapan jalan. Tapi yang kedua, ada hal yang signifikan kalau bicara recovery ekonomi. “Sisi kesehatannya sudah ada anggaran untuk covid, tetapi sisi recovery ekonominya kita butuh jalan ke pusat-pusat produksi, ke sentra sentra produksi, sepanjang itu tidak dibangun. Mimpi aja !”tuturnya.

Petani tomat sudah terimbas ko, bangun jalan ke perkebunan, supaya harga jual mereka jadi logis. Ini kan ongkos biaya pengangkutannya mahal, harga jualnya 4500 ongkosnya 5000 ya boro-boro untung, ya biarin aja busuk di kebun. Kalau mau ambil sendiri.
“Saya kira ini kenyataan ironis yang semestinya tidak terjadi.”pungkas Daddy (AP)