Parlementaria

UMKM Tangguh Di Masa Pandemi Covid-19

BANDUNG.SJN COM.-Pandemi global Covid-19 yang terjadi di Jabar turut membawa hikmah atau kontribusi positif terhadap perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, hampir 90 persen aktivitas ekonomi Jabar disokong oleh UMKM. Untuk itu, pandemi menjadi momentum Jabar untuk membangkitkan ekonomi lewat upaya digitalisasi UMKM dengan memanfaatkan perdagangan elektronik (e-commerce).
Para pelaku UMKM dapat mengambil peluang dari sektor kuliner dan pertanian yang terbukti meski pandemi tetap hidup bahkan berkembang pesat. Ini tidak lepas dari gaya hidup masyarakat di tengah pandemi-19 yang cenderung berbelanja makanan secara daring.Demikian dikatakan Ketua Fraksi NasDem Persatuan Indonesia Dra.Hj.Tia Fitriani beberapa waktu lalu.

Menurut Legislator Partai NasDem asal Dapil II (Kabupaten Bandung) Hj. Tia Fitriani menuturkan dalam kondisi apapun masyarakat membutuhkan makan sehingga industri kuliner tidak akan pernah mati. “Makanan itu kebutuhan primer yang akan didahulukan dibanding kebutuhan lainnya,” ungkapnya.

Selain kuliner, bidang pertanian pun memiliki prospek cerah. Pandemi telah memunculkan budaya baru di masyarakat yakni urban farming, di mana orang sekarang lebih senang menghasilkan bahan makanan sendiri di rumah tanpa keluar rumah dan mengeluarkan uang belanja.

Bidang kesehatan pun menurutnya layak untuk dicoba pelaku UMKM. pandemi Covid-19 rupanya telah membawa kembali kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kesehatan. Produk-produk kesehatan modern dan tradisional seperti jamu, herbal, dan rempah akan menjadi tren mendatang.Sebagai Anggota Komisi II DPRD Jabar berpendapat, UMKM dapat lebih berkembang jika misalnya pandai memanfaatkan internet dan teknologi digital dalam promosi, pemasaran, dan penjualan.

Ia memberi kunci keberhasilan berwirausaha saat pandemi. Menurutnya, kunci UMKM berhasil harus memiliki rasa percaya diri, memperluas jaringan pasar, kreatif, inovatif, terbuka untuk informasi, berpikir positif, telaten, sabar.”Serta kemauan keras dan siap ambil risiko,” imbuh Tia

Selain itu tidak kalah penting, pelaku UMKM juga harus jeli dalam menentukan produk yang akan dijual. “Apakah dibutuhkan disukai dan diketahui masyarakat,” kata dia.Saat ini, UMKM di seluruh Jabar terdampak oleh Covid-19. Paling tinggi berada di Kabupaten Tasikmalaya disusul Kabupaten Ciamis.

UMKM terdampak di dua daerah ini kebanyakan bergerak di bidang kerajinan. Di tengah resesi ekonomi, daya beli masyarakat turun dan cenderung menabung dan mengeluarkan uang untuk hal-hal pokok. “Karena mereka mengutamakan lebih banyak ke produk kerajinan yang bukan kebutuhan primer,” ucapnya.

Kita ketahui Pemprov Jabar memiliki banyak perangkat stimulus ekonomi yang dapat diakses UMKM, di antaranya OPOP, UMKM Juara, Kredit Mesra, diharapkan roda perekonomian terus berjalan serta terus berdisplin menerapkan protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan) tandasnya. (Adikarya Parlemen)