Ragam

Akulturasi Budaya

BANDUNG,SJN COM.-生活是动态的,如果我们要前进,我们必须能够开放
Shēnghuó shì dòngtài de, rúguǒ wǒmen yào qiánjìn, wǒmen bìxū nénggòu kāifàng artinya kehidupan adalah dinamis, jika kita mau maju harus dapat terbuka

Akulturasi Budaya telah terjadi sejak kedatangan Laksmana Cheng Ho abad ke XV. Membawa perubahan dalam hal budaya dan kuliner dan aneka masakan. Kita mengenal tahu, kecap, siomay, pe cay, cai sim, pak coy, pu yung Hai, Mie, kue Cikak, bacang, cakwe. Quo Tie, Nasi Goreng, Bihun dan misoa.

Kemoceng terbuat dari bulu ayam dan rotan. Untuk bersih bersih Alat lukis koas, tinta.
Dari Alat dapur kita mengenal Piso, dandang, wajan, mangkok, piring, centong, teko, ceret.

Dari bahasa kita mengenal Lu, Gue, cilaka, koko, cici, gincu, kuli, babah sebutan untuk pria tionghoa.

Dari arsitektur kita mengenal Lo teng. Lo teng adalah bangunan bertingkat. Bata merah.Keramik, ubin,tegel Kita juga mengenal sempoa sebagai alat hitung Kita mengenal Giwang Aksesoris perhiasan
Kita mengenal Bakiak yaitu terompah terbuat dari kayu
Pakaian khas warga tionghoa pada abad 16-19. Untuk pria menggunakan baju koko.

Untuk wanitanya menggunakan kebaya Encim.

Merupakan hasil kombinasi antara baju Shanghai khas China dengan kebaya khas Melayu. Biasanya kebaya encim ini terbuat dari bahan organdi atau katun, model kerah V dengan bordiran sebanjang kerah sampai bawah (bagian sisi yang menerus sampai kerahTahun 1945-1984 di Pagongan ada pembuat kebaya encim namanya Nyonya Tan Tjan Bun. (Jeremy Huang Wijaya )