Pemerintahan

Ridwan Kamil Hadiri Milangkala ka-54 Angkatan Muda Siliwangi

BANDUNG.SJN COM.-Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menghadiri Malam Tasyakur Milangkala ka-54 Tahun Angkatan Muda Siliwangi (AMS) di Kantor Sekretariat AMS Pusat, Kota Bandung, Senin (9/11/20) malam.

Perayaan ulang tahun AMS tahun ini pun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena sedang dalam pandemi COVID-19. Protokol kesehatan diterapkan secara ketat, sehingga acara hanya dihadiri 30 orang.

“Ini peristiwa penting yang dirayakan dalam suasana sangat sederhana biasanya gebyar tapi karena ada COVID-19 dan aturan protokol kesehatan jadi tentu dibatasi,” kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil.

Kang Emil mengatakan, ketangguhan akan perubahan dan adaptif merupakan semangat dari AMS pada 54 tahun silam. Menurut informasi yang ia terima, AMS juga memiliki program pelatihan pertanian untuk milenial.

Program tersebut, kata Kang Emil, sejalan dengan pola ekonomi Jabar yang fokus pada pertanian. Saat semua sektor terpukul pandemi COVID-19, sektor tersebut tetap tumbuh.

“AMS punya program pelatihan pertanian untuk milenial. Ini sangat sinkron dengan pola ekonomi Jabar yang akan mengedepankan kembali ke desa dengan aktivitasnya melalui teknologi digital,” ucapnya.

“Ini menjadi bekal kebersamaan bahwa barang siapa yang mau berubah atau beradaptasi maka umurnya akan panjang,” imbuhnya.

Kang Emil menyatakan, aktivitas kehidupan berubah drastis saat pandemi COVID-19. Semua pihak mesti beradaptasi, termasuk AMS. Mulai dari kegiatan hingga operasional.

“Organisasi yang paling baik adalah organisasi yang mau beradaptasi dengan kebiasaan baru mulai dari kegiatan, operasional dan lainnya,” katanya.

Menurut Kang Emil, sampai saat ini, AMS ikut berperan menjaga kondusivitas. Ia pun mengatakan bahwa tidak akan ada pembangunan tanpa adanya syarat dasar pembangunan yaitu terciptanya kondusivitas sosial politik.

“Tidak ada pembangunan tanpa ada kondusivitas maka peran AMS salah satunya adalah syarat-syarat dasar pembangunan yaitu terciptanya kondusivitas sosial politik. Kalau tidak ada kondusivitas, artinya parasea dan itu harga yang sangat mahal,” katanya. (red)