Regional

AWAKU ADAKAN KEGIATAN BHAKTI SOSIAL

KUNINGAN.SJN COM.-Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda dan Maulid Nabi Muhammad SAW, para jurnalis yang terhimpun dalam Aliansi Wartawan Kuningan (AWAKU), mengadakan bhakti social pada hari Rabu 28 Oktober 2020 di desa Legokherang, Kecamatan Cilebak, Kab. Kuningan.

Bhakti social tersebut berupa pemberian beras dan uang kadeudeuh, kepada 30 anak yatim yang berada di desa tersebut, yang sengaja dikumpulkan oleh Pemerintah Desa Legokherang di Balaidesa.

Turut hadir dalam acara tersebut, selain para pengurus AWAKU, juga Dedi Setiadi, S.Sos selaku Camat Cilebak, Mulyadi (Kades Legokherang) juga para tokoh masyarakat di lingkungan Kecamatan Cilebak.

Dalam sambutannya Mulyadi selaku Kepala desa Legokherang mengucapkan selamat dating dan terimakasih atas dipilihnya desa Legokherang menjadi tempat berlangsungnya acara santunan tersebut, Mulyadi pun meminta bantuannya kepada AWAKU untuk ikut mensuport pembangunan masjid desa yang sedang dibangun saat ini. Demikian juga dengan Dedi Setiadi selaku Camat Cilebak, menyampaikan harapannya agar para jurnalis yang terhimpun di AWAKU, ikut mempublikasikan kondisi Kecamatan Cilebak, terutama dari segi infrastrukturnya, dimana hampir 60% infrastruktur jalan rayanya membutuhkan perbaikan agar transportasi penopang lajunya perekonomian di wilayah Cilebak bias lancer dan terus meningkat.

Sementara itu mewakili para pengurus AWAKU, Uu Mauludin menyampaikan kata sambutannya, yang menitik beratkan pentingnya jalinan silaturahmi antara para jurnalis dengan masyarakat yang berada jauh dari pusat kota. “Masyarakat yang jauh dari pusat kota harus sering dikunjungi karena mereka jarang terekspos dan kurang diperhatikan, sehingga roda ekonominya pun agak melambat. Mudah-mudahan sepulangnya kami dari sini ada cerita yang bisa kami bawa kepada para pemangku kebijakan di tingkat kabupaten, agar kecamatan Cilebak mendapat perhatian yang lebih”, ungkapUu.

Untuk sampai di desa Legokherang, kecamatan Cilebak memang membutuhkan energy yang cukup banyak. Sebab selain harus melewati jalan yang berkelok-kelok, tanjakan yang terjal, turunan yang curam, juga jalanan yang dilewati mengalami kerusakan yang membuat semakin sulit perjalanan menuju desa paling ujungtersebut. Semoga harapan masyarakat disana yang ingin memiliki infrastruktur yang lebih baik, bias segera terwujud. (Nana Mulyana)