Ragam

Warga Di Dusun Bojongdanas Ciamis Ikuti Lomba Layang-Layang

CIAMIS.SJN COM.-Masyarakat Dusun Bojongdanas Desa Jayagiri Panumbangan Kabupaten Ciamis menggelar Perlombaan Layang-Layang. Para Pemuda-Pemudi Dusun Bojongdanas sangat gembira dengan adaya perlombaan layang-layang tersebut yang memperebutkan berbagai hadiah menarik dari panitia.

Perlombaan layang-layang ini  sangat menarik antusias warga sebagai hiburan yang diadakan setiap se tahun sekali dengan murah meriah dengan pendaftaran 1 orang hanya Rp.2000,- dari beberapa peserta.

Acara perlombaan layang-layang ini dihadiri oleh Kepala Dusun Beni dan beberapa jaringan dari para tokoh yang ada di lingkungan Dusun Bojongdanas dan perlombaan ini sebagai penanggung jawab oleh Ketua Karang Taruna beserta Jajarannya. Sebagai Panitia Iwan Gebot, Yaya, Ketua RW Dodo dan Ketua Karang Taruna dan dipandu oleh pembawa acara Dedo Jableh .

 

Kita ketahui terdapat berbagai tipe layang-layang permainan (di Sunda dikenal istilah maen langlayangan). Yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam bahasa Betawi disebut koang) dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena kuatnya angin berhembus pada saat itu.

 

Di beberapa daerah Nusantara, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu, kemudian diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga beberapa bentuk layang-layang tradisional asal Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.

 

Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempatlain di Indonesia, layang-layang digunakan sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain misalnya, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar.

 

Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik.

 

Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan “menarik” kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar.

(zaenal)