Ragam

Belajar Menjadi Pemimpin dari Konfusius

BANDUNG.SJN COM.-Menjadi Pemimpin bukanlah hal yang mudah, selain talenta harus menjalani tepaan, dan harus di uji oleh waktu, tidak bisa secepat kilat jadi pemimpin. Tetapi harus ada proses yang di lewati.
Menjadi pemimpin harus ada kebijaksanaan dan hikmat pengetahuan yang luas. Karena setiap keputusan pasti tidak dapat memuaskan semua pihak.
Pemimpin harus rajin turun ke Bawah, mencek langsung setiap laporan yang di berikan oleh bawahannya, jangan percaya laporan asal bapak senang.
Banyak perusahaan yang bagus waktu awal berdirinya hingga berkembang, tetapi kemudian hancur di saat awal berkembang karena terlalu percaya dengan laporan dari Bawahannya. Seorang pemimpin harus mau mendengar laporan yang terburuk bukan Asal Bapak senang.
Konfusius mengajarkan untuk menjadi pemimpin harus menjadi Junzhi. Junzhi dalam pandangan Konfusius adalah manusia ren, manusia sempurna yang memiliki keseluruhan sifat manusia unggulan dan pengejawantahan kemanusiaan. Untuk menyoroti sifat manusia unggulan, Konfusius selalu membandingkan pria dengan Xiaoren, yaitu manusia picik yang tak memiliki rasa malu dan moralitas serta pamrih.
“Pria memuja tiga hal. Dia mengagungkan mandat dari Langit, dia memuliakan orang besar, dan dia menghormati kata kata orang bijak. Orang picik tidak tahu mandat dari Langit sehingga tidak tahu bagaimana menghormatinya. Mereka tidak menaruh hormat pada orang besar dan mereka mencemooh kata kata orang bijak.
Di bagian lain Konfusius mengajarkan untuk menjadi pemimpin harus menjadi manusia unggulan dulu. Konfusius mengajarkan.
“Benak manusia unggulan mengenai yi (kesalehan), benak manusia pandir sangat mengenal li (Pamrih dan keuntungan,)
Konfusius juga mengajarkan kepada kaum pria, karena kaum pria adalah kepala keluarga
“Bagi seorang pria, integritas adalah saripati; dia meletakkan dan memberlakukan aturan aturan, kepantasan, kerendahan hati adalah cara dia melangsungkan, ketulusan hati, adalah cara dia mengembangkan. Sungguh itulah yang dimaksud sebagai pria sejati.
Konfusius memilih salah satu muridnya, Zichan, sebagai orang yang telah memiliki cara menjadi pria sejati dalam empat bidang. Dia berkata “Dalam tindak tanduk pribadi, dia rendah hati, dalam mengabdi kepada para atasan dia menaruh hormat, dalam mengayomi masyarakat, dia lemah lembut, dalam mengatur rakyat, dia budiman.”
Sebelum menjadi Pemimpin harus dapat belajar memiliki pengetahuan akan Junzhi adalah seorang manusia bijak yang tidak memiliki rasa bimbang, manusia penyayang yang tidak memiliki rasa cemas, dan manusis pemberani yang tidak mengenal rasa takut.(Jeremy Huang)