Parlementaria

Demplot Perkebunan Di Jawa Barat Sangat Dibutuhkan

BANDUNG.SJN COM.-Pansus VIII DPRD Jawa Barat mengadakan pembahasan raperda atas perubahan raperda sebelumnya No. 8 Tahun 2013 tentang perkebunan tapi pada akhirnya perda ini perda lama akan dicabut dan akan diganti dengan perda baru, perubahannnya 50 persen memang dengan sangat keterbatasan, untuk kita study banding tetap kita perlu kita liat ke lapangan, kemarin salah satunya yang menarik adalah inspirasi dari asosiasi perkebunan Kopi, ini memberikan aspirasi.Hal ini dikatakan oleh Ketua Fraksi Nasdem Persatuan Indonesia Dra.Hj.Tia Fitriani saat di temui media beberapa waktu lalu.

Lebih jauh Politisi Perempuan Partai Nasdem yang duduk sebagai Wakil Ketua Pansus VIII menuturkan kita simpulkan dari pertemuan itu memang Jawa Barat memerlukan menyediakan demplot , misalanya Kopi Jawa Barat dimana Demplot Jawa Barat akan menjadi edukasi bagi masyarakat -masyarakat yang ingin mengenal kopi seperti apa, atau sejarah kopi seperti apa, itu bisa ditemukan di Demplot . Jadi itu salah satu komunitas kopi atau demplot Teh atau biasa kita buat ujar Hj.Tia.

Demplot Perkebunan Jawa Barat diharapkan merupakan semua komunitas Perkebunan Unggulan Jawa barat ada disitu , termasuk sejarahnya misalnya tentang pengusaha sukssesnya dalam arti kebunnya ada cerita menarik dari Kopi ini ada komunitas, ini bisa diturunkan kepada anak cucu tidak seperti menanam sayuran atau menanam padi, menanam sayuran masih bisa , kalau menanam padi sudah berkurang.

Petani Kopi ini bisa turun menurun dan betul-betul menjanjikan misalnya menjamin kehidupan keluarga dan itu sudah dibuktikan oleh pelaku perkebunan ini mereka sangat bisa mensekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi S2 terus anaknya untuk melanjutkan usaha di bidang kopi dan teman-teman kita yang mempunyai usaha Kopi di Jawa Barat perlu harus menjaga hak dari produk kita ini jangan sampai di klaim oleh negara lain , pernah kejadian produk kopi kita diganti kemasasannya di luar negeri, untuk itu harus adanyanya hak paten, yang menunjukan identitas produk Kopi Jawa Barat. Itu baru salah satu komoditas Kopi ada juga Teh , Kita ketahui produk Teh kita juga bagus kita bisa buat Teh Putih White Teh , itu nilai jualnya sangat tinggi sekali . Kita harus jujur kemasan masih jauh yang sudah dipasarkan harus ditingkatkan Jawa Barat pasti mampu untuk meningkatkan hal itu ujarnya.

Produk perkebunan itu bukan hanya Teh, Kopi saja tapi juga diakui Kementerian Perkebunan yaitu Kelapa Gonjeh yaitu Kelapa dalam kelapanya lebih tebal, airnya lebih banyak dan manis umur 3 tahun sudah berbuah dan bisa dikembangkan di Jawa Barat dan nilai jualnya cukup tinggi.Penah membudidayakan di Kabupaten Pangandaran cuma t saya pikir kurang fokus , kurang perhatian . Yang jelas di sektor Perkebunan punya produk unggulan /komoditas yang memang dipatenkan jadi orang kemana-mana jadi tahu dan mengenal oh ini Kopi atau Teh Jawa Barat terkenal.

Sekarang tidak fokus bercabang kemana-mana, harus ada Demplot , informasinya di suatu tempat Demplot bisa jadi tempat Pariwisata sarana edukasi perkebunan akan mencari demplot, kedemplot anggap media centre pusat segala macamnya muali sejarahnya Kopi sejarahnya kelapa , sejarahnya Teh , pokoknya produk perkebunan Jawa Barat ada disana, terutama hasil olahannya semua ada di situ tandasnya.

Harapannya hasil study banding yang jelas tidak bisa dilakukan dengan virtual , sektor perkebunan harus liat kelapangan , walaupun resiko melelahkan tetapi kita harus temui, banyak yang kita temui potensi perkebunan bisa dikembangkan di Jawa Barat. motivasinya ibaratnya semakin melek., ternyata Perkebunan ini sangat luar biasa kita mendengar dari pelaku usaha sendiri, petani lokal nya, pekerja perkebunannya , pihak OPD terkait saja sangat luar biasa tinggal dikoloborasi ditingkatkan ibaratnya harus di keroyok bareng-bareng , masalah insfrasturnya, jika ke lokasi perkebunan banyak jalan rusak, di perkebunan tidak ada sarana umum/ MCK kalau dilengkapi sangat bagus jadi sarana edukasi . Saya pikir harus di support oleh lintas sektor , lintas daerah yang punya daerah Kab/kota . Jadi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai fasilitor dengan adanya Kopdar itu moment bertemunya Kepala Daerah Kab/Kota dengan Gubernur/Wakil Gubernur . Diharapkan untuk sarana ajuan , curhat , protes lebih terbuka , kalau ada daerah yang curhat merasa kurang diperhatikan , itu kesalahan sendiri mungkin tidak proaktif pungkasnya. (adikarya parlemen/die)