Pemerintahan

Pasien Sembuh Sudah Dua Kali Lipat yang Meninggal

BANDUNG.SJN COM.-Kepala Divisi Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID- 19 Provinsi Jawa Barat Hermansyah menyampaikan situasi terkini COVID -19.

Hermansyah melaporkan jumlah pasien sembuh di Jabar saat ini adalah sebanyak 242 orang. Hingga Jum’at (15/5/20) siang tidak ada pasien positif yang meninggal. “Mudah- mudahan tidak bertambah lagi kita temui yang meninggal, jumlahnya tetap 99 orang,” ujar Hermansyah, di Kota Bandung, Jum’at (15/5/20).

Kemudian, orang dalam pemantauan (ODP) kini berjumlah 44.839 orang. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 7.165 orang. “Dan mereka tentunya akan terus dimonitor oleh petugas,” tambah Hermansyah yang juga Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Jabar.

Hermansyah mengungkap rasa syukurnya bahwa pola penthaheks yang telah dirintis terus memberikan dampak positif. Contohnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Kamis (14/05/2020) memperkenalkan dua alat test COVID-19 karya peneliti Universitas Padjadjaran dan Institur Teknologi Bandung. Kedua alat tersebut yakni Rapid Test 2.0, dan Surface Placement Resonance (SPR).

Rapid Test 2.0 menurut Hermansyah, berbeda dengan RDT. Pada penemuan baru ini sampel yang diambil adalah lendir dahak dari tenggorokan hidung atau swab. Ini berbeda dengan RDT yang mengambil sampel darah. Adapun akurasi Rapid Test 2.0 disebut mencapai 80 persen.

“Kemudian harganya pun lebih murah, sekitar Rp120 ribuan. Dibandingkan RDT sekitar Rp300 ribuan,” katanya.

Sementara SPR atau semacam alat PCR bersifat portabel sehingga mudah dibawa kemana- mana. Dengan inovasi baru, uji klinis tidak perlu dilakukan di dalam labolatorium tapi bisa dilakukan di titik yang ditarget seperti pasar dan terminal.

“Alhamdulillah dua universitas yang ada di Jawa Barat, Unpad dan ITB telah menemukan alat- alat yang mudah- mudahan segera bisa kita gunakan,” kata Hermansyah.

Alat baru dari Unpad dan ITB menambah inovasi sebelumnya yang dibuat PT Biofarma, PT Pindad, dan PT DI. “Semua alat ini diharapkan dapat memenuhi target tes di Jawa Barat sebanyak 300 ribu orang, atau 0,6 persen dari jumlah populasi di Jawa Barat,” harap Hermansyah.

Pemetaan Daerah Terkendali

Selain update kasus COVID-19, Hermansyah juga merespons fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 28 Tahun 2020 tentang panduan Thakiat Takbir dan Shalat Iedulfitri pada Masa Pandemi.

Menurut Hermansyah, Pemda Provinsi Jabar akan membuat kajian melalui metodologi yang dapat dipercaya (reliabel) mengenai daerah mana saja yang kasus COVID-19-nya sudah terkendali.

Apabila sudah bisa dikendalikan, kata Hermansyah, maka masyarakat dapat salat Idul Fitri di lapangan atau masjid seperti fatwa MUI. Tapi jika belum bisa dikendalikan, maka masyarakat melaksanakan salat Idul Fitri di rumah sama juga seperti fatwa MUI.

Peta daerah COVID-19 ini yang akan menguatkan fatwa MUI dan agar dapat disesuaikan di daerah masing- masing. Sehingga, masyarakat mendapat kepastian apakah diperbolehkan salat idul Fitri seperti biasa, atau cukup di rumah saja.

Hal lain yang dibahas Hermansyah adalah penerimaan siswa didik baru (PPDB) SMA/SMK tahun ajaran 2020/2021. Menurut info dari Dinas Pendidikan, ada dua tahapan PPDB tahun ini. Tahap pertama untuk jalur prestasi, jalur afirmasi, dan perpindahan akan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei- 12 Juni 2020 mendatang. Sedangkan tahap kedua untuk jalur zonasi, pada tanggal 25 Juni – 1 Juli 2020.

Maka, kata Hermansyah, bagi kepala sekolah/peserta didik/dan orang tua, bahwa mengantisipasi pandemi COVID-19, PPDB 2020 dilakukan dengan sistem daring atau online.

Tak lupa Hermansyah mengajak seluruh warga Jabar untuk tetap melakukan Protokol kesehatan. Seperti jaga jarak, pakai masker, jaga kesehatan, makan minum bergizi, dan taati peraturan dan kebijakan pemerintah selama masa PSBB.(hms/die)