Pemerintahan

Gubernur Jabar Resmikan Jantung Desa Di Garut : Anak Sekolah Tak Perlu Lagi Gunakan Rakit

GARUT.SJN COM,-Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meresmikan Jembatan Gantung (Jantung) Desa di Desa Sukasenang, Kelurahan Lengkongjaya, yang menghubungkan Kecamatan Karangpawitan dan Kecamatan Banyuresmi di Kabupaten Garut, Minggu (26/1/20).

Menurut Emil –sapaan Ridwan Kamil, dengan jembatan gantung tersebut, akses anak-anak sekolah membaik. Sebelum ada Jantung Desa, anak-anak Kecamatan Karangpawitan menggunakan rakit untuk bersekolah. Pun demikian dengan anak-anak dari Kecamatan Banyuresmi.

“Anak-anak sekolah menyandung nyawa demi melintasi sungai menuju sekolahnya. Ini adalah salah satu cerita itu. Di sini ada sungai besar Cimanuk yang dulu pernah ada kebencanaan,” kata Emil.

“Dan hanya ada fasilitas menggunakan rakit (yang menghubungkan dua kecamatan). Rakit sering terjadi kecelakaan dan tenggelam,” tambahnya.

Adapun Jantung Desa merupakan program inovasi dari Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar guna mewujudkan Desa Juara. Ada 23 Jantung Desa yang dibangun pada 2019. Pemilihan lokasi Jantung Desa pun menggunakan skala prioritas, yakni akses ekonomi dan pendidikan.

“Tahun ini (2020) kita perbanyak empat kali lipat, ada 89 dan 8 ada di Kabupaten Garut. Mudah-mudahan bermanfaat. Tadi saya tanya warga, mereka senang tidak ada lagi waswas,” ucap Emil.

“Ekonomi dan pendidikan warga bisa lancar berkat jembatan sederhana,” ujar sosok yang dinobatkan sebagai Gubernur Desa oleh Apdesi Jabar pada 2019 itu.

Kepala Raudhatul Athfal (setara dengan TK) Nurul Huda Imas Nurhayati sementara itu mengatakan, sebelum ada Jantung Desa, siswa-siswinya dari Kecamatan Karangpawitan mesti menyebrangi sungai Cimanuk untuk sampai sekolah.

Jika musim hujan datang dan arus sungai deras, siswa-siswinya harus menempuh jarak sekitar 15 kilometer.

“Dengan jembatan ini, anak-anak sudah tidak ada hambatan lagi untuk sekolah karena jembatan ini yang bisa menghubungkan kedua kecamatan,” ucap Imas.

“Anak-anak dan orang tua sangat bersyukur. Kalau musim hujan, khususnya dari kecamatan sebelah (Karangpawitan), saya menyarankan agar tidak untuk sekolah karena kalau menyebrang menggunakan rakit, musim hujan terbawa arus. Ada juga yang jatuh,” ujarnya.

Imas pun menyatakan, semangat anak-anak RA Nurul Huda untuk bersekolah tinggi. Selain itu, kata dia, seringkali siswa-siswinya datang ke sekolah dalam keadaan basah kuyup karena jatuh dari rakit.

“Saya salut sama anak-anak. Mereka punya semangat sekolah yang tinggi. Kalau nyebrang pakai rakit, orang tua mereka hanya melihat dari atas. Makanya, dengan adanya jembatan ini, anak-anak pasti lebih semangat untuk sekolah,” ucap Imas mengakhiri. (hms/die)