Nasional

Sehari Bersama Anak Penyandang Disabilitas : Membangun Kesetaraan, Menghentikan Stigma

BANDUNG.SJN COM,-Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat menggelar kegiatan Sehari Bersama Anak Penyandang Disabilitas dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) bertajuk Fun With Disability hari ini, Sabtu (07/12). Peringatan HDI tahun ini mengangkat tema “Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul”.

“Hari Disabilitas Internasional diperingati sebagai wujud perhatian masyarakat dunia, termasuk Indonesia terhadap penghormatan perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” ujar Deputi Perlindungan Anak Kemen PPPA, Nahar saat membuka kegiatan HDI di Museum Geologi, Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan data SUSENAS Tahun 2018 populasi penyandang disabilitas kelompok usia 2-18 tahun kategori disabilitas sedang dan berat mencapai 7% atau sekitar 2,48 juta anak penyandang disabilitas. Nahar menjelaskan, di Indonesia anak-anak penyandang disabilitas masih menghadapi persoalan yang pelik.

“Permasalahan dari sisi tumbuh kembang anak dan juga dari sisi perlindungan khusus. Dari sisi perlindungan anak, masih banyak keluarga yang menyembunyikan anaknya dari lingkungan karena malu. Jadi anak terbatas aksesnya atas pendidikan dan masa depannya. Sudah saatnya kita menghentikan segala perundungan dan perlakuan salah terhadap anak penyandang disabilitas, mari dengarkan suara mereka agar kita dapat mengembangkan potensinya. Stop Stigma, kita bangun kesetaraan”, kata Nahar.

Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia telah meratifikasi Konfensi Hak Disabilitas dan Konvensi Hak Anak. Nahar mengajak agar pemerintah Provinsi Jawa Barat lebih aktif mendorong kesadaran masyarakat tentang pemenuhan hak disabilitas.

“Anak penyandang disabilitas juga punya hak. Salah satunya, mendapat perawatan dan pengasuhan yang baik dari keluarga atau keluarga penggantinya. Kami harap Pemda Jawa Barat khususnya Ibu Athalia sebagai Ketua Tim Penggerak PKK bisa menjadi duta anak-anak di Jawa Barat dan menyampaikan pesan ini kepada para keluarga terutama ibu-ibu dan pendamping anak di lingkungan masing-masing. Bahwa semua anak sama, dan tidak ada ruang tertutup bagi anak-anak disabilitas untuk memiliki masa depan,” jelas Nahar.

Hal ini pun mendapat perhatian Istri Gubernur Jawa Barat, Athalia Kamil yang turut hadir. Selain memberikan apresiasi kepada Kemen PPPA akan kegiatan ini, Athalia mengaku akan terus memaksimalkan perannya. Di Jawa Barat, menurut Athalia, ada sekitar 128 ribuan disabilitas yang tersebar dan memerlukan perhatian khusus baik dari pemerintah dan masyarakat.

“Perhatian khusus agar mereka mendapatkan perlindungan, kebahagiaan dan kesempatan yang maksimal, karena setiap anak berhak bahagia. Setiap anak berhak memaksimalkan potensi dirinya dengan diberikan peluang untuk meningkatkan kemandirian. Pemprov Jawa Barat berserta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dan Dinas Sosial telah menyediakan sekolah inklusi agar anak-anak penyandang disabilitas dapat memenuhi haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” ujar Athalia saat ditemui usai menghadiri kegiatan.

Dalam kegiatan ini anak-anak disabilitas diberikan kesempatan menunjukkan bakat dan kemampuan mereka melalui ajang “Menteri Bintang Mencari Bakat”. Anak-anak juga secara bebas diajak untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui kegiatan melukis bersama seluruh peserta pada kain sepanjang 30 meter.

Acara ini diikuti 1000 orang yang terdiri dari anak penyandang disabilitas, pendamping, masyarakat umum serta Pemerintah. Karena isu anak penyandang disabilitas ini merupakan isu lintas sektor, sehingga Kementerian/Lembaga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini antara lain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian PUPR dan Bawaslu, serta OPD di Provinsi Jawa Barat seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.