Pemerintahan

Patriot Desa Bisa Menjadi Penggerak Perubahan Semua Sektor

BANDUNG.SJN COM,-Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jabar, Dedi Supandi menyebutkan dari 5.312 desa telah hadir 4.563 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Terdapat 272 BUMDes baru dan 595 BUMDes yang diaktifkan kembali.

Dedi menegaskan “Ada 746 desa yang belum punya BUMDes sama sekali. Jadi, Patriot Desa ini sebesar 96 persen kita diterjunkan ke desa yang belum punya desa dan 4 persen diturunkan ke BUMDes yang belum aktif, khususnya di titik perbatasan. Mereka bertugas menggali potensi dan memanfaatkan potensi desa sehingga beralih ke sektor riil ekonomi,” jelasnya dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kamis (28/11/2019). Acara ini  juga menghadirkan Kabid KPPM Rumondang Rumapea, S.STP serta Institut Bisnis dan Ekonomi DR.Tri Mumpuni.

Lebih jauh Dedi Pada tahun 2020 ditargetkan seluruh desa sudah memiliki BUMDes.  Patriot Desa sudah dilatih menjadi manusia tangguh yang ditempatkan di desa tertinggal.

“Kita terus menggencarkan pembangunan desa melalui digitalisasi layanan desa sampai gerakan membagun desa. Hanya saja posisi menggerakkan desa tidak ada. Kehadiran Patriot Desa menjadi penggerak untuk perubahan dari semua sektor. Mereka tentu kita monitoring mulai dari permodalan, mentorship, dan akses digital,” tuturnya.

Sementara itu Tenaga ahli Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, Tri Mumpuni mengatakan bahwa desa merupakan tempat sumber daya alam yang harus diberi perhatian penuh. Maka dari itu, program Patriot Desa yang diusung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan di desa.

Menurut Tri, ada empat kompetensi yang diberikan kepada Patriot Desa. Pertama, kompetensi perjuangan. Kedua, kompetensi keteknisan agar Patriot Desa memiliki kemampuan mengelola sumber daya alam bersama masyarakat sehingga tidak ada lagi desa tertinggal dan miskin.

Ketiga, kemampuan membangun yang berbasiskan masyarakat yakni Patriot Desa harus mampu mendampingi masyarakat untuk menggali potensi desa. Keempat, keikhlasan tentang apapun yang terjadi di desa.”Desa kan miniatur sebuah bangsa. Tentu dalam sebuah program ada yang mendukung dan ada juga yang menentang sehingga mereka harus ikhlas menjalankan tugasnya sebagai patriot. Kita berharap mereka bisa mewujudkan mimpi Jabar juara lahir batin,” tuturnya

Tri menyebut, kebanyakan Patriot Desa merupakan lulusan S1. Selain akademis dan perihal administrasi lain, pihaknya juga mendatangkan ahli neuroscience untuk melihat kematangan otak dari 110 Patriot Desa tersebut.

“Kita melakukan tiga pemetaan yaitu sosial, pemetaan ini mengharuskan Patriot Desa mengetahui detail di perdesaan seperti pekerjaan dan angka kematian. Kemudian, pemetaan sektoral ini Patriot Desa menggali komoditas yang bagus di desa untuk memberi nilai tambah ekonomi. Ada pemetaan spasial dan masalah ini tidak kita temukan di Jabar,” terangnya.(die)