Wanita

Komitmen Kepahiang Wujudkan Perlindungan Lansia Responsif Gender

BENGKULU. SJN COM. -Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise menghadiri acara Pencanangan Model Perlindungan Lanjut Usia (lansia)  yang Responsif Gender sekaligus melakukan Senam Bersama Seribu Perempuan Lansia di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk melindungi dan memberdayakan perempuan lansia di Indonesia. Kepahiang, Bengkulu, beberapa waktu lalu.

 

“Perempuan lansia di Indonesia rentan mengalami diskriminasi ganda, baik sebagai perempuan maupun karena usia yang sudah lanjut. Lansia juga rentan mengalami kekerasan, karena secara fisik dianggap lemah, serta masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang lansia. Seringkali lansia dianggap beban tanggungan keluarga, masyarakat dan negara. Padahal banyak perempuan lansia yang sehat, produktif dan mandiri di usia tua. Upaya perlindungan lansia yang responsif gender menjadi hal yang sangat penting dan strategis. Diperlukan peran berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam melindungi lansia,” ujar Menteri Yohana dalam acara pencanangan Model Perlindungan Lansia yang Responsif Gender.

 

Lansia adalah penduduk berusia 60 tahun keatas dan setiap tahun jumlahnya terus meningkat di Indonesia. Pada 2015, jumlah lansia di Indonesia mencapai 21.6 juta jiwa atau 8.47% total penduduk (Survei Penduduk Antar Sensus atau SUPAS). Pada 2025, diperkirakan jumlahnya akan mencapai 10% penduduk Indonesia atau 36 juta jiwa. Selain itu jumlah perempuan lansia lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki, yaitu 8.99% atau 11.41 juta jiwa, sedangkan lansia laki-laki hanya 10.2 juta jiwa.

 

Menteri Yohana memaparkan, bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. Pada 2004, Susenas BPS melansir sebanyak 59,12% lansia di Indonesia tergolong miskin dan masuk ke dalam 27% dari total penduduk miskin. Rata-rata lansia hanya mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Jika pemerintah tidak cepat bergerak, maka kemiskinan pun akan mengancam penduduk lansia. Perlindungan sosial bagi lansia menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga masyarakat non pemerintah.

 

“Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Kepahiang yang sejak 2012 lalu, telah menyosialisasikan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lanjut Usia yang Responsif Gender. Untuk itu, Kemen PPPA memberikan penghargaan kepada Bupati Kabupaten Kepahiang, Hidayatullah Syahid beserta jajaran, atas kepedulian dan komitmen yang tinggi dalam memberdayakan perempuan lansia di wilayahnya,” ungkap Menteri Yohana.

 

Menteri Yohana mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati jasa para perempuan lansia yang telah melahirkan generasi penerus bangsa. Ia juga memberikan sejumlah bantuan berupa alat musik rebana dan pengeras suara untuk kegiatan seni budaya lansia, serta alat penggiling kopi agar para lansia dapat menikmati atau menjual kopi di Pondok Silaturahmi Lansia Kab. Kepahiang. Hal ini bertujuan agar para perempuan lansia dapat mengisi waktu luangnya dengan bahagia.

 

“Saya harap dengan adanya Model Perlindungan Lansia yang Responsif Gender di Kabupaten Kepahiang ini, dapat meningkatkan pemahaman kita tentang pentingnya perlindungan hak perempuan lansia di semua bidang. Model ini diharapkan menjadi contoh bagi para komunitas lansia di daerah lain yang mengunjungi kabupaten Kepahiang, serta dapat terus dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam program dan kegiatan pemerintah Kabupaten Kepahiang maupun daerah lain. Demi mewujudkan Lansia Indonesia yang Sehat, Produktif, Mandiri, Bahagia, dan Sejahtera,” ujar Menteri Yohana dalam acara yang dihadiri oleh perwakilan PKK, GOW, Bhayangkari,

 

Pada rangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Kepahiang, Menteri Yohana juga meresmikan pondok silaturahmi lansia yang ditandai dengan pembukaan Tirai Papan Nama, dilanjutkan dengan peninjauan ke Taman Lansia, Klinik Lansia, Kantor Lansia, Ruang Bermusik Lansia dan Ruang Pengajian Lansia di Komplek Perkantoran Pemda Kelobak.

 

“Penduduk lansia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia secara global dan nasional. Hal ini karena adanya peningkatan usia harapan hidup dan kualitas kesehatan, meningkatnya kondisi sosial masyarakat, serta memberi dampak positif di bidang sosial, ekonomi, hukum, dan politik. Untuk itu, mari bersama kita berdayakan dan lindungi perempuan lansia di Indonesia, karena mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya dalam pembangunan bangsa ini. Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera,” tutup Menteri Yohana.(hms)