TNI

Bibit Pohon 125 Juta Disiapkan Untuk Menghijaukan Das Citarum

KAB BANDUNG.SJN COM. -Pembenahan DAS Citarum yang memanjang dari Cisanti Kab Bandung sampai Muara Gembong Kab Bekasi, terus dilakukan oleh TNI sebagai Satgas Citarum Bagian Perbaikan Ekologi.

 

Salah satu Sektor yang tidak kalah pentingnya adalah Sektor Pembibitan, 125 juta bibit pohon harus disiapkan Sektor Pembibitan untuk kembali menghijaukan DAS Citarum.

 

Sektor yang dipimpin oleh Letkol Inf Choirul Anam ini mempunyai  luas lahan 52 hektar dan terbagi menjadi 2 Subsektor yaitu sub Cikembang khusus bibit pohon buah buahan dan sub Pajaten khusus untuk bibit pohon keras.

 

Ketika ditemui oleh awak media di posko Sektor Pembibitan Desa Taruma Jaya Kec Kertasari, Letkol Inf Choirul Anam menerangkan bahwa tugas utama Sektor ini adalah menyediakan 125 juta pohon yang nantinya akan ditanam di DAS Citarum dari Hulu hingga Hilir.

 

” ada 2 tempat untuk pembibitan, di Cikembang Seluas 25 Hektar khusus untuk bibit buah buahan, dan 27 Hektar di Pajaten khusus untuk bibit pohon keras, selama ini sudah berhasil dibibitkan sebanyak 1.25 juta pohon, yang sebagian sudah ditanam di beberapa tempat “. Jelas Dansektor kepada awak media disela sela kegiatan nya, Jum’at ( 26/10).

 

Ketika awak media diajak Dansektor  melihat langsung ke lokasi, terlihat puluhan jenis bibit pohon siap tanam, salah satunya adalah pohon legendaris, pohon Tarum yang merupakan  cikal bakal nama Sungai Citarum.

 

Terlihat beberapa bukit gundul karena dijadikan lahan pertanian oleh warga sekitar, dan rencana nya akan kembali dihijaukan oleh satgas Citarum dibantu oleh para penggiat lingkungan serta relawan.

 

Masih menurut Letkol Inf Choirul Anam, ” ada 3000  KK warga yang menggarap lahan pertanian di sekitar lembah, dan kami sudah melakukan sosialisasi kepada warga tentang penting nya mengembalikan Citarum menjadi harum, dan dimulai dari Hulu “. Jelas Dansektor.

 

” Kita akan alihkan pola tanam warga, lahan kritis harus kembali hijau, silahkan klo mau bercocok tanam, tapi dengan sistem tumpang sari, dan tidak merusak lahan “. Ujarnya lagi.

 

Sementara itu menurut Heri Ferdian, ketua BTN ( Baraya Tani Nusantara ), mengatakan bahwa harus ada solusi terhadap warga yang akan dialihkan pekerjaan nya, ” awalnya kita mempertanyakan kepada Dansektor, soal pelarangan membuka lahan pertanian untuk warga, tapi setelah diterangkan pola tumpang sari, saya sangat mendukung program itu, selain lahan kritis akan menjadi hijau kembali, warga juga tidak kehilangan mata pencaharian “. Tutur Heri.

 

” Saya juga terkesan dengan kinerja Dansektor,  melibatkan warga sebagai relawan untuk terciptanya percepatan Citarum Harum “. Pungkasnya.

(Leo)