Politik

Ridwan Kamil Tetap Nyatakan Rindu Siap Hadapi Debat ke-3

Bandung.SJN.Com

 

Kandidat Gubernur Jabar nomor urut 1, Ridwan Kamil, menyatakan paslon Rindu (Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum) siap melaksanakan debat ke-3 atau debat terakhir dalam proses Pilgub Jabar pada 22 Juni mendatang.

“Kita ikuti arahan KPU. Memang ada penyesuaian terkait insiden debat ke-2. Topiknya kita juga sudah pahami tentang pelayanan publik, masalah perempuan, anak-anak, disabilitas, dan lain sebagainya,” kata Emil, sapaan akrab Wali Kota Bandung non aktif itu, di Bandung, Rabu, (20/6/2018).

 

Menurut dia, pasangan Rindu ini punya banyak inovasi terkait pelayanan publik.

Inovasinya diharap bisa menguatkan dan diterima pesannya dengan jelas serta mantap oleh pemilih.

Sebab, berdasarkan hasil survei, banyak pemilih yang menentukan pilihannya pada H-3.

“Untuk itu, kami sudah persiapkan penguatan materi dengan para pakar dan tim ahli di timses Rindu, terkait hal-hal yang mungkin menjadi pertanyaan,” ujar Emil.

KPU Jabar akan menggelar debat ke-3 di Sudirman Grand Ballroom, Jalan Jendral Sudirman, Kota Bandung pada 22 Juni 2018.

KPU Jabar pun membatasi jumlah pendukung setiap paslon yang hadir pada debat ketiga nanti.

KPU juga membatasi jumlah pendukung paslon yang hadir masing- masing 50 orang, sebagai upaya antisipasi keamanan terkait pelaksanaan debat Pilgub Jabar 2018.

Sesi debat antar paslon ditiadakan, agar publik bisa lebih mengetahui secara rinci program-program pasangan, menjawab solusi, tantangan dan masalah di Jabar.

Menanggapi sesi tanya jawab antar paslon yang dihilangkan, sebenarnya Emil kurang setuju, tapi sebagai paslon, ia harus mengikuti aturan.

Walaupun, menurut dia, kualitas debat adalah memberikan argumentasi lebih terhadap pasangan lain.

“Tapi, kalau aturannya seperti itu nggak masalah. Paslon Rindu adalah paslon yang selalu taat aturan,” ujarnya.

Mendekati hari pencoblosan ini, Emil menjelaskan bahwa ia akan lebih fokus kampanye di Bandung, sampai hari Sabtu. Tapi bentuknya tidak blusukan.

“Kami ubah metodenya denga lebih banyak menjumpai tokoh-tokoh masyarakat. Karena di Bandung, bentuk komunikasi dan penyampaian pesannya kepada urban voters lebih mudah melalui para tokoh,” ujar lelaki asal Bandung tersebut.