Pemerintahan

DKPP JABAR SIAPKAN 160 RIBU KALUNG SEHAT UNTUK HEWAN KURBAN

BANDUNG.SJN COM,-Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar menyiapkan 800 petugas pemotong hewan kurban untuk dikerahkan pada Idul Adha 2019. Ratusan petugas tersebut terlatih Itu juga disiapkan, termasuk sarana dan sebagainya,serta hewan kurban yang sehat akan diberikan tanda khusus. Pihaknya sudah menyiapkan 160 ribu kalung sehat hewan kurban.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Koesmayadi Tatang Padmadinata menuturkan Kita menyiapkan 160 ribu kalung sehat untuk hewan kurban yang sudah diperiksa, pada tahun 2018 lalu dari 250 ribu hewan qurban yang disediakan, tercatat 241 ribu hewan yang dipotong , sehinga diperkirakan pada tahun ini karena ada peningkatan ekonomi masyarakat diperkirakan hewan kurban yang dipotong akan mencapai 250 ribuan ekor. kata Koesmayadi Tatang Padmadinata didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan, serta  sebagai Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan Hewan Qurban Jawa Barat, drh.  Arif Hidyat dan Ketua Persatuan Dokter Hewan indonesia Jawa Barat (PDHI), drh. Pranyata.dalam acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) yang diadakan di Halaman Parkir timur Gedung Sate., Kamis (1/8/2019).

Lebih jauh Koesmayadi Tatang Padmadinata berharap pelaksanaan Idul Adha tahun ini dapat terlaksana dengan optimal. Ia menuturkan pemotongan hewan kurban harus dilakukan sesuai dengan syariat. Sehingga, diperlukan petugas-petugas terlatih mulai dari pemotongan, pemilihan pisau dan sarana prasarananya.

“Jadi pemotongannya benar, mulai cara menangani daging seperti cara menjatuhkan hewan dan memperlakukan dagingnya setelah dipotong,” ucap Koesmayadi.

Ketua PDHI Jabar I Pranyata mengatakan seluruh dokter hewan ini bakal dilibatkan dalam pemeriksaan antemortem dan postmortem. Artinya, sebelum dan sesudah hewan kurban disembelih.

“Untuk antemortem memastikan tubuh hewan tersebut harus sehat dan memenuhi syarat. Dari mulai bulu, temperatur badan, kotoran dan performanya,” kata Prayanta.Menurutnya, pada hari H Idul Adha, sejumlah dokter hewan menitikberatkan pemeriksaan postmorten. Mereka akan memberikan pemahaman kepada panitia kurban mengenai daging yang laik disebarkan mustahik.”Kita lihat mana yang ada perubahan, kalau ada organ yang tidak layak dimakan disingkirkan,” ucap Pranyata.

 

Ia menuturkan ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika proses penyembelihan hewan kurban. Salah satunya mencegah hewan tersebut mengalami stres yang akan berpengaruh kepada kualitas daging.

“Jadi hewan tersebut tidak boleh melihat temannya saat akan dipotong. Karena hewan ternak ini memiliki insting kesakitan,” katanya. Selain itu, kata Pranyata, pemisahan daging dengan organ dalam hewan kurban juga wajib dilakukan. Sebab, sambung dia, khususnya organ usus merupakan tempat pertumbuhan bakteri.

“Atau disebut media bakteri, kalau disatukan dengan daging itu juga otomatis bakteri akan cepat tumbuh,” ujar Pranyata.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, serta  sebagai Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan Hewan Qurban Jawa Barat, drh.  Arif Hidyat menyebutkan, masyarakat harus memisahkan  antara daging hewan kurban dengan jeroan, karena  jeroan banyak mengandung  bakteri dan menyimpan penyakit termasuk cacing.Sedangkan terkait penyakit Anthrax disebutkannya, spora penyakit antrax tidak akan mati dalam 40 tahun, ciri-ciri hewan terkena antrax akan mengeluarkan darah dari lubang hidung, mulut dan anusnya.

Disebutkannya juga untuk berhati-hati bila mendapatkan hewan qurban yang mati tiba-tiba karena secara s.o.p itu dianggap sebagai hewan yang terkena antrax dan Hewan yang mati tiba tiba ini tidak boleh dibuka, harus diasingkan, ditanam dan dibakar karena bisa menimbulkan penyakit. Apalagi kalau hewan ini berasal dari derah endemis antrax seperti dari Kabupaten dan Kota Bogor dan Purwakarta. (dh)