Nasional

NU dan Muhammadiyah Jadi Incaran Kelompok Radikal

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meluruskan isi pidatonya yang sempat viral tentang NU dan Muhammadiyah di hadapan Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tarbiyah Islamiyah.

Tito menjelaskan bahwa dua ormas Islam ini disebut sebagai contoh peran Islam dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lantaran sudah mainstream di telinga masyarakat. apalagi, tema pertemuan kala itu memang seputar peran ulama menjaga NKRI.

“Kenapa saya sebut NU dan Muhammadiyah, karena pada literatur disebut sebagai mainstream yang pengikutnya puluhan juta,” kata Tito dalam sambutannya di acara silaturahmi dengan warga di Jalan Tawakal Raya, Sabtu (3/3).

Selain itu, berdasarkan informasi yang diperoleh Tito, NU dan Muhammadiyah memang tengah diincar untuk disusupi kelompok yang memiliki ideologi takfiri dan radikal yang bertentangan dengan Pancasila.

“Jadi kader-kadernya diambil, contoh saat penyerangan gereja di Jogja, setelah didalami ternyata aslinya dari keluarga NU di Banyuwangi,” beber Tito.

Pada saat itu, Tito mengakui telah memberikan masukan kepada sesepuh NU sebagai bahan evaluasi tentang penyusupan paham radikal ke akar rumput NU.

Salah satu evaluasi itu adalah elit NU yang mulai masuk dalam dunia politik, sehingga akar rumput merasa ditinggalkan. Karena merasa ditinggalkan, ungkap Tito, maka akar rumput ini mencari figur baru dan itu disusupi oleh kelompok takfiri dan khilafah.

“Dan akhirnya mereka tertarik kesana,” tekan Tito.